DIKSI
Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua, masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut. Menurut keraf “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca”. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubunganungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya. Seandainya kita dapat memilih kata dengan tepat, maka tulisan atau pembicaraan kita akan mudah menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dirasakan atau dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Mengetahui tepat tidaknya kata-kata yang kita gunakan, bisa dilihat dari reaksi orang yang menerima pesan kita, baik yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Reaksinya bermacam-macam, baik berupa reaksi verbal, maupun reaksi nonverbal seperti mengeluarkan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan yang kita ucapkan. Agar dapat memilih kata-kata yang tepat, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan berikut ini:
a. Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya, seperti : bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-interferensi.
b. Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal yang belum diterima di masyarakat.
c. Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing, seperti :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain.
d. Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunbakan secara idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan takut sesuatu.
e. Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.
f. Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
g. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Dalam paragraf terdapat tiga persyaratan agar paragraf menjadi padu, yaitu kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan. Apabila sebuah paragraf deskriptif atau naratif,secara lahiriah unsur paragraf itu berupa:
1) kalimat topik atau kalimat utama.
2) kalimat pengembang atau kalimat penjelas.
3) kalimat penegas.
4) kalimat, klausa, prosa,dan penghubung.
Dalam sebuah karangan yang utuh,fungsi utama paragraph yaitu:
1) Untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru,
2) Sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya atau,
3) Sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu.
Syarat Paragraf Yang Baik
a) Kepaduan Paragraf
Untuk mencapai kepaduan,langkah-langkah yang harus anda tempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Bagaimana agar kalimat-kalimat bartahan secara logis dan padu?Gunakanlah kata penghubung.
Tardapat dua jenis kata penghubung,yaitu :
• Kata Penghubung Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.Contoh: karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain-lain.
• Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.Contoh: oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain-lain
b) Kesatuan Paragraf
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakan di awal paragraf dinamakan paragraf deduktif,sdangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
c) Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian,keterangan,contoh,dan lain-lain. Selain itu,kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kemudian paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat,definisi,dan klasifikasi.
Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Gorys Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
a) Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatin pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.
b) Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf prnghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung perntagan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah teteap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu criteria penjenisan paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
a) Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
b) Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
c) Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
d) Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Jenis Paragraf Berdasarkan Isi
a) Narasi
Narasi atau cerita adalah jenis karangan yang menceritakan suatu pokok persoalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam narasi adalah:
· Biasanya cerita disampaikan secara kronologis.
· Mengandung plot atau rangkaian peristiwa.
· Ada tokoh yang menceritakan, baik manusia maupun bukan.
b) Diskripsi
Diskripsi adalah jenis karangan yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif suatu keadaan sehingga pembaca memiliki pemahaman yang samadengan informasi yang disampaikan.
Ciri-ciri diskripsi adalah :
· Bersifat informative
· Pembaca diajak menikmati sesuatu yang ditulis
· Susunan peristiwa tidak dianggap penting
c) Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat meperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan gambar, data, dan statistik.
d) Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan serta dijalin dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
e) Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan menarik untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca terhanyut oleh siratan isinya.
Contoh Paragraf
Kerja Bakti
(1) Pada hari Minggu, sekolah Adi mengadakan kerja bakti. (2) Semua murid bekerja. (3) Ada yang bertugas membawa sabit. (4) Ada yang membawa cangkul. (5) Ada pula yang membawa sapu dan gunting taman. (6) Teman lainnya membawa sapu, lap, dan kemoceng. (7) Semua bekerja dengan senang hati. (8) Lingkungan sekolah bersih; semua sehat.
Paragraf di atas terdiri atas delapan kalimat. Mari perhatikan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dari paragraf itu.
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf berarti bahwa paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Gagasan pokok diletakkan dalam sebuah kalimat utama. Dalam paragraf Kerja Bakti, gagasan pokok ada pada kalimat (1). Jadi, kalimat (1) merupakan kalimat utama dari paragraf itu. Kalimat-kalimat lainnya mendukung gagasan pokok itu.
2. Kepaduan
Kepaduan paragraf adalah hubungan antara kalimat-kalimat dalam satu paragraf. Kalimat (2) sampai (8) dalam paragraf Kerja Bakti berhubungan satu sama lain. Kepaduan itu dijaga dengan pengulangan kata kerja. Selain itu, terdapat pengulangan kata ada yang memerinci alat-alat yang dibawa oleh teman-teman Adi. Kemudia, paragraf di akhiri oleh kata semua yang menunjuk pada Adi dan teman-temannya.
3. Kelengkapan
Kelengkapan paragraf berarti bahwa kelimat-kalimat penjelas sudah tuntas menjelaskan kalimat utama. Jadi, dalam paragraf contoh Kerja Bakti, kalimat-kalimat (2) sampai (8) sudah menguraikan dengan kelas maksud dari kalimat (1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar