Menurut Sabarti dkk, secara teoritis proses penulisan meliputi tiga tahap utama, yaitu prapenulisan, penulisan dan revisi. Ini tidak berarti bahwa kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap prapenulisan kita membuat persiapan-persiapan yang akan digunakan pada penulisaan dengan kata lain merencanakan karangan.
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan dibahas dalam tulisan.
Setelah berhasil memilih topik, maka yang akan dilakukan selanjutnya membatasi topik tersebut. Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan membuat diagram pohon atau diagram jam.
Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan yang akan ditulis hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk dikembangbiakkan sampai cukup tuntas, langkah berikutnya ialah memilih salah satu saja di antara rincian ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan topik karangan. Topik inilah yang kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan membatasi topik dengan sebuah tema tertentu. Jadi pada topik ini ditentukan salah satu segi, unsur, atau factornya yang dijadikan pembicaraan.
Langkah yang terakhir yang perlu dilakukan pengarang ialah menguraikan rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka atau disebut juga outline adalah suatu rencana kerangka yang menunjukkan ide-ide yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh.
Kegiatan menulis dibaratkan seperti seorang arsitektur akan membangun sebuah gedung, biasanya ia membuat rancangan terlebih dahulu dalam bentuk gambar di atas kertas. Demikian pula seorang penulis, membuat kerangka tulisan atau outline merupakan kebiasaan yang perlu dipupuk terus untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik. Penulis dalam hal ini dibaratkan sebagai seorang arsitek bahasa, yang selain mengetahui bagaimana membangun sebuah tulisan secara utuh, ia tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan. Dasar-dasar penulisan ini menjadi fondasi utama dalam penulisan adalah pemahaman kita tentang paragraf. Dengan memahami makna dan ciri-ciri paragraf yang baik, kita akan lebih mampu menuangkan gagasan dan pikiran kita secara lebih runtut, sistematis, dan teratur. Pada dasarnya sebuah tulisan mencerminkan cara berpikir seseorang dan bagaimana ia memandang suatu persoalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar